Saturday, June 8, 2013

Aku Ingin Jogja Selalu Aman Nyaman

Aku Ingin Jogja

Tak serasa sudah 8 tahun saya hidup di Jogja. Dalam beberapa tahun ini terasa nyaman sekali hidup di jogjakarta, selian nyaman hidup di jogjakarta juga enak karena tak perlu memiliki banyak uang sudah bisa makan dan bersantai. Di jogjakarta untuk makan lebih murah di bandingkan dengan kota-kota lainnya. Di sini dengan uang 5000 rupiah saja sudah bisa makan dengan kenyang di tambah air putih atau es teh :)

Owh iya sekalian sharing mengenai sejarah yogyakarta ya, sudah pada tau atau belum, jika belum simak di bawah ini.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah wilayah tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian Indonesia. Provinsi ini juga memiliki status istimewa atau otonomi khusus. Status ini merupakan sebuah warisan dari zaman sebelum kemerdekaan. Jadi Sebelum meredeka Yogya sudah mendapatkan status istemewa.

Kesultanan Yogyakarta dan juga Kadipaten Paku Alaman, sebagai cikal bakal atau asal usul DIY, memiliki status sebagai “Kerajaan vasal/Negara bagian/Dependent state” dalam pemerintahan penjajahan mulai dari VOC , Hindia Perancis (Republik Bataav Belanda-Perancis), India Timur/EIC (Kerajaan Inggris), Hindia Belanda (Kerajaan Nederland), dan terakhir Tentara Angkatan Darat XVI Jepang (Kekaisaran Jepang). Oleh Belanda status tersebut disebut sebagai Zelfbestuurende Lanschappen dan oleh Jepang disebut dengan Koti/Kooti.

Status ini membawa konsekuensi hukum dan politik berupa kewenangan untuk mengatur dan mengurus wilayah [negaranya] sendiri di bawah pengawasan pemerintah penjajahan tentunya. Status ini pula yang kemudian juga diakui dan diberi payung hukum oleh Bapak Pendiri Bangsa Indonesia Soekarno yang duduk dalam BPUPKI dan PPKI sebagai sebuah daerah bukan lagi sebagai sebuah negara.

Sampai sekarang dan seterusnya Yogyakarta terus menjadi Daerah Istimewa, dan bersifat kerajaan. beberapa bulan yang lalu sempat terjadi kericuhan untuk mencopot status tersebut tetapi banyak yang tidak setuju, khususnya para masyarakat jogjakarta sendiri.

Aku Ingin Jogja

Aku Ingin Jogja

Dari dulu hingga sekarang Malioboro sangat melekat dengan Jogjakarta, bagi yang belum tahu seperti apa malioboro silahkan lihat gambar di atas. malioboro adalah sebuah jalan tapi jalan yang di penuhi oelh penujual-penjual batik, mainan, mall, gorengan, lukisan pokoknya semuanya ada deh. Aku ingin jogja selalu seperti ini :)

Di samping jalan malioboro ada yang namanya Jalan pasar kembang atau sering di sebut dengan Sarkem, disana kabarnya hanya untuk kalangan 17+ dan merupakan tempat yang tidak bagus bagi para lelaki :) , aku ingin jogja memperhatikan hal ini.

Jalan malioboro lurus terus kiri jalan kita akan sampai ke Benteng vredenburg yang mana merupakan benteng peninggalan dari Belanda, sekarang menjadi sebuah museum dan menjadi tujuan pariwisata dan tujuan foto-foto dan juga sering digunakan untuk syuting acara televisi (biasanya sih FTV SCTV).

Lanjut habis benteng kita ke arah Alun-alun letaknya tidak jauh dari benteng, kalau di jogja ada dua buah alun-alun yakni alun-alun utara dan alun-alun kidul. Di alun-alun utara sering digunakan sebagai tempat parkir bus kalau lg ga di pakai untuk sekatenan :)

Kalau di alun-alun kidul setiap malam selalu ramai di datangi pengunjung, karena di sana konon ada cerita yang mengatakan jika bisa menerobos di antara 2 pohon beringin yang ada di dalamnya dengan berjalan menutup mata, keinginannya akan terkabulkan. Tapi jangan anggap ini sebuah kepercayaan ya karena yang bisa mengabulkan permintaan hanyalah yang di Atas saja.

Di jogja beberapa bulan yang lalu juga sering terjadi kisruh antara orang luar jogja (pendatang) dengan TNI atau dnegan warga, oleh karena itu aku ingin jogja selalu aman dan tenteram tanpa ada kisruh yang sering terjadi dan meresahkan masyarakat ini.

Semoga artikel ini bermanfaat dan trimakasih telah membaca.